Rabu, 31 Maret 2010

PERTEMUAN II (INDIVIDU DAN KELOMPOK)

PERTEMUAN II (INDIVIDU DAN KELOMPOK)

Dosen : Ibu. Henny Wirawan

Manusia pada dasarnya terbentuk untuk lebih merasa nyaman ketika melakukan segala sesuatu bersama-sama didalam sebuah kelompok. seperti misalnya ketika melihat burung terbang untuk pindah ke tempat lain saat pergantian musim maka mereka akan mengikuti pemimpin mereka. Psikologi massa bukanlah apa-apa melainkan perilaku kelompok, ketika kita berada didalam kelompok dan merasa nyaman bersama kelompok itu maka kita akan melakukan apa yang menjadi kebiasaan kelompok itu. Misalnya ketika kita berada didalam suatu kelompok dengan kebiasaan tertentu maka bisa jadi kita akan mengikuti kebiasaan yang ada dalam kelompok itu meskipun sebelum kita berada dikelompok itu sebenarnya kita tidak terbiasa melakukan hal tersebut. Jadi membentuk sifat baru dari sebuah lingkungan kelompok. Keuntungan dari fenomena semacam ini yaitu kita melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kebiasaan kita dan juga budaya kita dan hal tersebut dapat dilakukan sebagai jalan untuk mencoba menjadi seorang pemimpin.

Di dalam sebuah kerumunan atau dalam suatu situasi perilaku kelompok, mereka yang menjadi pemimpin adalah dia yang menentukan dan mendapat keuntungan terbanyak. Sedangkan mereka yang hanya menjadi pengikut saja tanpa benar-benar mengerti keadaan adalah mereka yang paling banyak menerima resiko. Karena seperti dalam beberapa kasus yakni bawahan selalu menjadi korban utama yang menanggung resiko paling banyak karena bawahan biasanya hanya menjalankan perintah dari pemimpin/atasan. Psikologi kerumunan/massa merupakan cabang dari psikologi sosial. Orang biasa biasanya dapat langsung memperoleh kekuasaan dengan bertindak secara kolektif. Kelompok mayoritas mampu membawa pengaruh dan perubahan namun juga sering menimbulkan kontroversi.

Ilmuwan sosial telah mengembangkan beberapa teori yang berbeda untuk menjelaskan psikologi kerumunan/kelompok, dan cara-cara di mana psikologi kerumunan berbeda jauh dari psikologi individu-individu di dalamnya.

Teori Klasikal

Menurut pendapat beberapa tokoh yaitu:

A. Sigmund Freud

Orang-orang yang berada dalam kerumunan bertindak berbeda dengan orang-orang yang berpikir secara individual.

Pemikiran didalam kelompok yang digabungkan merupakan cara untuk membentuk sebuah cara berpikir. Jadi didalam sebuah kelompok pasti akan terdapat beberapa orang dengan masing-masing memiliki pemikirannya sendiri dan ketika berada didalam 1 kelompok maka pemikiran tersebut dapat bergabung dan menimbulkan sebuah cara berpikir bersama dalam kelompok tersebut.

Antusiasme masing-masing anggota akan meningkat sebagai hasilnya dan kebenaran dari suatu tindakan akan berkurang.


B. Norris Johnson

Norris Johnson (setelah menyelidiki sebuah kepanikan yang terjadi pada tahun 1979): kerumunan itu terdiri dari banyak kelompok-kelompok kecil orang kebanyakan berusaha membantu satu sama lain. Pada akhirnya, pemimpin itu sendiri dapat dengan sendirinya membentuk suatu ide dari mereka itu.







C. Theodor Adorno

Dalam sebuah massa, krisis kepercayaan merupakan sebuah spontanitas. Massa adalah produk buatan yang diatur oleh kehidupan modern.

"Ketika para pemimpin menjadi sadar psikologi massa dan membawanya ke dalam tangan mereka sendiri, ia tidak lagi ada dalam arti tertentu ... Sama seperti halnya saat orang memiliki keyakinan dalam hatinya bahwa orang Yahudi adalah iblis, apakah mereka benar-benar percaya pada pemimpin mereka. Mereka tidak benar-benar menemukan sendiri kebenaran hal tersebut tetapi mereka bertindak sesuai dengan temuan mereka, melakukan antusiasme mereka sendiri dan dengan demikian berpartisipasi dalam kinerja pemimpin mereka”.
D. Edward Bernays

Edward Bernays (1891 – 1995), keponakan dari psikoanalis Sigmund Freud, dianggap sebagai ayah dari bidang PR. adalah salah satu pertama yang mencoba memanipulasi opini publik dengan menggunakan psikologi bawah sadar mereka. Manipulasi yang dilakukan dalam masyarakat menurutnya tidak rasional dan berbahaya






Teori penularan/contagion theory

Sebuah massa atau kerumunan diasumsikan mampu membuat orang-orang didalamnya meninggalkan tanggung jawab pribadinya dan lebih memiliki emosi didalam jiwa kelompoknya. Kelompok tersebut diasumsikan sebagai kehidupannya sendiri dimana emosi menjadi tercampur aduk dan dapat membuat orang berpikir irasional bahkan memungkinkan kekerasan. Suatu kerumunan dapat menyebabkan pengaruh yang berlebihan terhadap orang-orang didalamnya yakni dapat membuat mereka menjadi bertindak diluar batas.

Convergence theory

Teori konvergensi menyatakan bahwa perilaku kerumunan/massa bukan merupakan hasil dari kerumunan itu sendiri, melainkan merupakan hasil dari bagian-bagian masing-masing individu yang terbawa menjadi satu dalam suatu kerumunan. Orang yang ingin bertindak dalam cara tertentu yang benar berkumpul bersama untuk membentuk suatu kelompok massa. Orang-orang dengan atribut serupa menemukan lainnya seperti hati orang dengan siapa mereka dapat melepaskan kecenderungan yang mendasar. Orang-orang kadang-kadang melakukan sesuatu di tengah orang banyak disebabkan mereka tidak memiliki keberanian untuk melakukan sendiri karena dengan semakin banyaknya orang maka tanggung jawab dapat ditanggung bersama. Berbeda jika dilakukan sendiri maka tanggung jawab hanya ditanggung oleh individu itu sendiri.

Emergent-Norm Theory

Ralph Turner and Lewis Killian:

Massa/kerumunan dimulai sebagai sebuah percampuran dari keinginan dan motivasi dari orang-orang. Jadi massa terbentuk ketika beberapa orang memiliki keinginan, kebutuhan, tujuan dan motivasi yang sama. Orang dalam sebuah kerumunan membuat peraturan mereka sendiri ketika mereka pergi bersama. Orang dalam kerumunan mengambil peran yang berbeda: beberapa sebagai pemimpin dan yang lain menjadi pengikut, para pengamat tidak aktif atau bahkan lawan. Didalam suatu kerumunan massa terdapat banyak orang yang mana mereka masing-masing memiliki perannya sendiri didalam kerumunan itu.

Perilaku kolektif mungkin juga dapat didefinisikan sebagai tindakan yang tidak sesuai (di mana para pelaku mengikuti norma-norma yang berlaku) atau menyimpang (di mana orang-orang pelaku melanggar norma-norma). Penyimpangan tersebut terjadi ketika norma-norma yang ada tidak jelas atau ketika mereka bertentangan satu sama lain. Pertentangan antara satu dengan yang lain menyebabkan salah satu pihak pasti menginginkan melakukan sesuatu yang berbeda dengan pihak lainnya.

Empat bentuk perilaku kolektif:

The crowd

Gustave LeBon: The Crowd: A Study Populer Mind (1896), irasional reversi untuk emosi hewani.
Robert Park dan Herbert Blumer setuju dengan spekulasi dan lain Lebon: orang banyak memang emosional. Kerumunan orang mampu menimbulkan sikap emosional seperti misalnya emosi negatif seperti kemarahan atau pun ketakutan.

Neil Smelser, John Lofland, dan lain-lain menyebutkan 3 jenis kerumunan yaitu:

- kepanikan (sebuah ekspresi ketakutan)
-
kegemaran (ekspresi kegembiraan)
-
permusuhan yang meledak (ekspresi kemarahan)

The public

Tempat membedakan massa, yang mengekspresikan emosi yang umum, dari publik, yang membahas suatu masalah. Sebuah masyarakat tidak sama dengan semua anggota masyarakat. Publik terwujud ketika diskusi masalah dimulai dan berhenti menjadi saat mencapai suatu keputusan bersama. Penggunaan sampel survey dapat mengukur opini public.

The mass

Disini tidak didefinisikan sebagai bagian dari bentuk interaksi melainkan oleh usaha orang-orang yang menggunakan media massa untuk mengatasi penonton. Yang pertama adalah media massa cetak. Setelah bertahun-tahun, media massa lainnya diciptakan, dan tingkat penemuan telah dipercepat selama bertahun-tahun. Dampak pada massa telah menjadi lebih besar dan selalu lebih besar sehingga dalam waktu kita massa memiliki dampak sosial yang luar biasa. Studi komunikasi massa, seperti polling opini publik, telah hampir menjadi bidang akademis. Media massa berusaha untuk membujuk pelaku untuk memilih di antara serangkaian pilihan yang ditawarkan oleh media massa tersebut seperti misalnya kulkas,ac,sabun,dsb. Sama seperti ketika akan memecahkan suatu masalah maka masyarakat diberikan pilihan untuk memilih apa yang ditawarkan.

0 komentar: